proposal penelitian data kualitatif

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, pertama kali peneliti ucapkan tatkala proposal kualitatif ini selesai disusun. Selanjutnya peniliti berdo’a semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad Saw, demikian pula kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya yaitu kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat sampai akhir zaman.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan akademik universitas islam 45 bekasi, jurusan Pendidikan Agama Islam.
Kemungkinan tidaklah mungkin diselesaikan peneliti tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
Bab 1 3
Pendahuluan 3
A. Latar belakang Masalah 4
B. Identifikasi Masalah 6
C. Focus Penelitian 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
BAB II 8
Teori 8
A. Pengertian pembinaan usia dini 8
B. Pengertian pendidikan islam 9
BAB III 11
METODOLOGI 11
A. Tempat dan waktu penelitian 11
B. Metode Penelitian 11
C. Data dan Sumber data 12
D. Teknik Pengumulan Data 13
E. Teknik analisis data 13
DAFTAR PUSTAKA 15

Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah

Pendidikan Agama Islam adalah suatu mata pelajaran, bukan bidang studi. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat di semua jenjang pendidikan jalur sekolah sejak dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Karena Pendidikan Agama Islam merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dengan harapan dapat memberikan pengaruh yang kuat secara moral terhadap aktivitas-aktivitas anak didik, dimana mereka hidup dengan bersumber pada nilai-nilai dan norma-norma yang Islami sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Dengan demikian, tanggung jawab pendidikan dalam Islam menjadi tanggung jawab orang tua, guru dan masyarakat.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dalam pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga, oleh sebab itu orang tua memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya.
Guru merupakan pendidik dii sekolah, yakni dengan memberikan pengetahuan, sikap (kognitif), nilai (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) utama terletak pada lapangan pembelajaran, karena pembelajaran merupakan alat untuk menjalankan peranan guru sebagai pendidik di sekolah. Dengan kata lain tugas dan peranan guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mendidik. Artinya guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan isi atau hanya menyampaikan materi pengajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah, melainkan juga berusaha untuk menanamkan nilai-nilai atau norma-norma kepribadian kepada siswa.
Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberikan arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak didik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarga, anggota sepermainannya, kelompok kelas, dan sekolahnya. Sehingga diharapkan kelak dapat menjadi warga Negara yang baik dengan berakhlaqul karimah.
Maka dari itu, Pendidikan Agama Islam sangatlah diperlukan dalam program pendidikan sekolah, guna pembinaan moral dan akhlaq, sehingga diharapkan para peserta didiknya akan menjadi generasi yang berilmu dengan hati yang bersih yang berhiaskan akhlakul karimah.
Yang tidak kalah pentingnya sejak usia dini harus di bantu dengan pembinaan yang baik, bertutur kata yang baik bersumber dari orang tua. Dengan berdasarkan ajaran Islam yaitu mengajarkan kata-kata berjiwa tauhid dan ucapan – ucapan islami kepada anaknya sejak kecil. Karena dengan terhayatinya ucapan-ucapan islami yang turut membentuk jiwa anak-anaknya, seperti:
Dengan memulai pekerjaan yang baik mengucapkan

Disamping itu mengajarkan berterima kasih kepada Allah dengan mengucapkan

Dan untuk mengagumi peristiwa atau kejadian yang luar biasa maka mengucapkan

Apabila terlanjur berbuat dosa, lalu menyesali maka mengucapkan

Membiasakan adab Islami sehari-hari, membiasakan membaca do’a dan menuntun melaksanakan pembinaan sholat lima waktu, membimbing mengaji dan sopan santun. Hal ini sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Jadi, hal tersebut harus dilakukan bersama-sama agar apa yang dicita-citakan tercapai dengan baik, seperti: anak memiliki akhlak yang baik, sopan, lembut, tidak suka berbicara dusta terhadap semua orang, dan perbuatan baik lainnya. Hal ini sangat diharapkan oleh semua orang tua agar anaknya dapat menjadi anak yang sholeh sebagaimana apa yang diharapkan oleh keluarga.
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan:
1. Bagaimana keadaan anak pada usia dini?
2. Pada usia berapakah seorang anak dikategorikan usia dini?
3. Bagaimana konsep islam tentang pelaksanaan pendidikan agama islam pada usia dini?
4. Apa tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pendidikan agama islam pada usia dini tersebut?

C. Focus Penelitian

Anak adalah asset penting yang harus dijaga dan diperhatikan, untuk membentuk masa depan anak yang cemerlang, salah satu cara yang paling dominan adalah melalui pendidikan. Dalam pembahasan ini, mengingat banyaknya aspek dan unsur yang berkaitan dengan anak, maka peneliti membatasi pembahasan ini hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan upaya pendidikan agama Islam pada anak usia dini di TK Islam/RA Fastabiqul Khairat.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuannya
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Untuk menambah khasanah keilmuan
b. Sebagai bahan untuk membina anak sedini mungkin
2. Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Secara teori
Pembinaan usia dini dalam pendidikan islam adalah hal yang sangat menentukan baik buruknya anak didik di masa mendatang yang nantinya siap sebagai manusia dewasa yang berkepribadian sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang akan memegang tanggung jawab sebagai warga Negara dalam berbangsa dan beragama.
b. Secara praktis
Sebagai mahasiswa sekaligus umat Islam, merasa bertanggung jawab dalam rangka mempersiapkan generasi umat Islam, yang lebih baik, karena itu sangat diperlukan adanya pembinaan secara dini terhadap generasi umat Islam terutama anak-anaknya.

BAB II
Teori

A. Pengertian pembinaan usia dini

Jika pembinaan usia dini merupakan usaha yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik yang dimulai dari sejak lahir hingga menjelang 12tahun, maka pendidikan agama islam yang diupayakan akan berhasil. Pembinaan anak usia dini tidak akan didapatkan hingga dia terdidik dan terbina dari segala aspek kehidupan yang dihubungkan dengan nilai-nilai ajaran islam.
Jika pembinaan usia dini mempermudah anak-anak berkembang dalam bidang keagamaannya, maka kemungkinan besar pendidikan agama islam akan melekat erat dalam diri seorang anak hingga ia dewasa. Hal ini akan membuka dan mengembangkan bakat kerohanian yang ada pada diri setiap anak, sebagai kebutuhannya di masa kanak-kanak hingga ia dewasa.
Jika pembinaan usia dini merupakan pertahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai pola-pola prilaku, maka pendidikan agama islam yang mengajarkan tentang aturan berprilaku baik akan mudah dilaksanakan oleh setiap anak. Membahas anak usia dini berarti membahas tentang fase perkembangan prilaku baik anak yang diajarkan sejak usia dini dengan perubahan-perubahan kehidupan seorang anak hingga ia menjadi dewasa.
Emosi merupakan factor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengkonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar. Emosi yang negative,seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan mengalami hambatan, dalam diri individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya.

B. Pengertian pendidikan islam

Jika pendidikan islam adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ajaran islam dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, maka penerapannya wajib pada anak usia dini.
Jika pendidikan islam adalah tuntunan yang dilakukan dalam menuntun kehidupan anak-anak supaya kelak mereka menjadi manusia dan anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kesuksesan, maka pembinaan pada anak usia dini sangat dianjurkan.
Jika pendidikan agama islam adalah tuntutan bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa yang dilakukan dengan sadar melalui proses pelatihan dalam pertumbuhan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran bahwa Islam merupakan agama yang diwahyukan Allah SWT kepada Rasulullah Saw untuk menjadi pegangan hidup umat manusia, maka anak usia dini wajib mengetahui dan belajar mengamalkan ajaran umat islam tersebut.
Jika pendidikan agama islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu agama islam, sehingga ia mampu mengamalkan syari’at islam secara benar sesuai dengan perintah Allah dan pengetahuan agama, maka anak usia dini akan berhasil dalam pendidikan dan karir nya di masa mendatang.
Perbedaan antara pendidikan islam dengan pendidikan agama islam , yaitu pendidikan islam itu lebih umum sifatnya daripada pendidikan agama islam. Selain itu juga pendidikan agama islam merupakan bagian dari pendidikan islam. Dengan demikian, kesimpulannya bahwa pendidikan agama islam adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan terarah untuk membina dan mendasari anak didik dengan nilai-nilai agama seperti puasa, sholat, zakat, haji, dan lain-lain. Untuk membentuk kepribadian muslim sesuai dengan cita-cita islam guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah artinya memelihara dan memberi ayoman, yaitu “paedagogie” yang artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Selain pengertian di atas, pendidikan dalam bahasa inggris disebut education yang kata kerjanya to education yang padanan kata ini adalah to citivize, to develop, artinya memberi peradaban dan mengembangkan. Istilah education memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan dan arti dari sudut orang yang di didik. Dari sudut pendidik education berarti perbuatan atau proses memberikan pengetahuan atau mengajarkan pengetahuan. Sedangkan dari sudut peserta didik, education berarti proses atau perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.
Dan di dalam bahsa arab kata pendidikan disebut dengan kata tarbiyah yang berarti proses persiapan dan pengasuhan manusia pada fase-fase awal kehidupannya yakni pada tahap perkembangan masa bayi dan kanak-kanak, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an “bahwa kata tarbiyah itu berarti pendidikan”.
Pendidikan islam ialah bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim sehingga dapat mengamalkan ajaran agama Islam.
Istilah pendidikan islam timbul akibat adanya sudut pandang bahwa islam adalah nama bagi agama yang menjadi panutan dan pegangan hidup umat islam, yang ide-ide dasarnya berumber dari Al-Qur’an dan Hadits yang berbahasa Arab. Pendidikan islam dalam bahasa arab disebut Al – Islamiyah.
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian tentang UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA SEKOLAH SDI AL-AZHAR 09 KEMANG PRATAMA BEKASI bertempat di SDI Al-Azhar Kemang pratama bekasi ang beralamat di JL.Kemang pratama Raya, Bekasi Jawa Barat
B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh peneliti dalam mendudukng tercapainya tujuan penelitian dengan mempertimbangkan kondisi aktual objek penelitian. Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, msalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dpergunakan setelah meneliti memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Jadi metode ang digunakan dalam penelitin ini yaitu metod deskriptif, yaitu penelitian yng digunakan jika peneliti ingin menjawab pesoalan-persoalan tentang fenomena sebagaimana adanya, maupun pengkaji hubungan-hubungan antara berbagai variabel dalam fenomena yang diteliti. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun dan dijelaskan baru kemudian dianalisa, karena itu metode ini disebut pula metode analitk.

C. Data dan Sumber data

1. Data
Data dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan berwujud kata-kata,yang dikumpulkan melalui wawancara,data perilaku melalui observasi dan data tertulis melalui studi dokumentasi.Data tersebut kemudian diproses melalui pencatatan,pengertian dan penyutingan yang mana data dianalisis tetap melalui kata-kata.

2. Sumber Data
Sumber data di dalam penelitian ini adalah dari responden yaitu Kepala Sekolah SDI Al-Azhar 09 Kemang Pratama sebanyak 1 orang, guru sebanyak 6 orang, dan siswa sebanak 2 orang. Sedangkan sumber data tertulis dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku pustaka, yang berhubungan dengan judul proposal sebagai informasi terhadap penelitian yang diteliti.

D. Teknik Pengumulan Data

Wawancara, yaitu dengan bentuk pertanyaan berupa lisan, dengan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan secara tuntas dan dilengkapi dengan instrumennya aitu pihak sekolah.
Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek yang akan diobservasikan dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi langsung tanpa penggunaan alat lainnya.
Studi Dokumentasi, yaitu studi yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan administrasi, buku-buku, dokumen lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian, alat dokumensitasinya berupa foto dan video recorder

E. Teknik analisis data

Untuk menguji hipotesis penelitian, maka dilakukanlah tehnik analisis data yaitu dengan menggunakan tehnik wawancara. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi.
Maka kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang diwawancarai sangat diperlukan. Dari sisi pewawancara, yang bersangkutan harus mampu membuat pertanyaan yang tidak menimbulkan jawaban yang panjang dan bertele-tele sehingga jawaban menjadi tidak terfokus. Sebaliknya dari sisi yang diwawancarai, yang bersangkutan dapat dengan enggan menjawab secara terbuka dan jujur apa yang ditanyakan oleh pewawancara atau bahkan dia tidak menyadari adanya pola hidup yang berulang yang dialaminya sehari-hari. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden).
Metode wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang umum digunakan untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari suatu narasumber atau responden tertentu.


Leave a comment